JAKARTA, humaniora.id – Budaya dan tradisi merupakan pilar kokoh penopang nilai-nilai luhur bangsa yang dapat kita ajarkan kepada anak-anak. Tradisi tidak hanya melestarikan praktik-praktik kuno, tetapi juga dapat menanamkan rasa kebersamaan, identitas, dan kebanggaan di dalam hati anak-anak Indonesia.
Demikian antara lain disampaikan Ketua Umum Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) Mayjen TNI (Purn) Drs. Hendardji Soepandji, S.H, kepada wartawan saat hadir di acara Lomba Melukis dan Mewarnai Tingkat PAUD, TK, dan SD, yang berlangsung di Gedung Perpustakaan Nasional RI, Jl. Medan Merdeka Selatan Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu, (15/02/2025).
“Seni budaya tidak hanya menciptakan memori, tetapi juga menjadi guru batin dalam mendidik karakter. Dalam kecerdasan emosional yang diasah lewat seni anak-anak memperoleh kebijaksaan menghadapi berbagai kompleksitas kehidupan,” ujar Hendardji.
Lukisan dan ekspresi budaya saling berkaitan dalam hal ekspresi diri, identitas, dan pelestarian nilai-nilai budaya. Bentuk kesenian yang mencerminkan kreativitas dan imajinasi.
“Kegiatan lomba melukis dan mewarnai berbasis budaya nusantara ini dapat membantu anak-anak mengeksplorasi daya imajinasi dan mengekspresikan diri, serta mengenalkan kepada mereka tentang kebudayaan Indonesia yang kaya,” tutur Hendardji.
Melalui kegiatan melukis, kata Hendardji, anak-anak dapat mengekspresikan pikiran, perasaan, dan pengalaman mereka dengan cara yang kreatif.
“Belajar mengidentifikasi dan mengenali emosi mereka sendiri. Dapat mengekspresikan sikap empati, belas kasih, sopan santun, dan penghargaan terhadap perspektif orang lain,” ujarnya.
Lomba Melukis dan Mewarnai Tingkat PAUD, TK, dan SD merupakan salah satu upaya membangun karakter, perlu proses yang panjang sejak usia dini. Salah satu diantaranya proses melalui lingkungan yang sehat dan menyenangkan di hari libur. Menjadi bagian dari proses pengembangan minat dan bakat sejak usia dini.
“Lomba lukis juga menjadi bagian dari rekreasi. Bagaimana imajinasi, kreatifitas, dan inovasi dapat dikembangkan sejak usia dini. Sehingga kecerdasan juga ikut terbangun melalui lingkungan yang sehat dan menyenangkan. Sebab melukis juga ada nilai rekreasinya dengan suasana yang menyenangkan dan nyaman,” papar Hendardji.
Lomba Melukis dan Mewarnai Tingkat PAUD, TK, dan SD memperebutkan Trophy Ketua Umum Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) Mayjen TNI (Purn) Drs. Hendardji Soepandji, S.H. Dengan kategori juara 1,2 dan 3, serta mendapat piala dan sertifikat.
Lomba Mendongeng Para Ibu
Upaya pendidikan karakter melalui pendekatan seni, lanjut Hendardji, tidak berhenti di sini. Melalui Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) Hendardji juga telah merencanakan menggelar lomba dongeng yang pesertanya para ibu keluarga muda.
Menurut Hendardji, dongeng juga merupakan budaya bertutur warisan nenek moyang yang secara turun-temurun perlu dilestarikan keberadaannya. Dongeng, kata dia, merupakan karya sastra yang dapat membangun karakter anak untuk belajar berimajinasi.
“Kami mengajak orangtua dapat menghidupkan kembali budaya mendongeng untuk memberikan kesan hangat di dalam keluarga. Dongeng bermanfaat membentuk karakter anak sehingga harus terus dihidupkan terutama bagi para ibu-ibu muda,” tegas Hendardji.
Menghargai Perbedaan
Bangsa Indonesia, lanjut Hendardji, dikenal sebagai bangsa yang multi etnik, multikultural, multi aksara, dan multi bahasa. Dengan berbagai macam pemikiran, sikap, perilaku yang tertuang dalam berbagai wujud kebudayaan yang berbeda.
“Melalui kegiatan seni anak-anak dapat belajar mengenai perbedaan, menghormati orang lain, sopan santun, gotong royong, toleransi, serta menghargai tradisi dan warisan budaya yang ada di sekitarnya,” tegasnya.
Lomba Melukis dan Mewarnai Tingkat PAUD, TK, dan SD ini, merupakan bagian dari sub-kegiatan kegiatan “Pergelaran Seni Rupa Berbasis Budaya Nusantara” yang diselenggarakan KSBN (Komite Seni Budaya Nusantara).
Acara tersebut sekaligus menandai Sewindu keberadaan Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) yang digelar selama seminggu (10 – 17 Februari 2025).
Lomba melukis dan mewarnai sebelumnya diawali dengan pertunjukan Liong dan Barongsai dari Persatuan Liong & Barongsai Seluruh Indonesia (PLBSI) pimpinan Prof DR Nurdin Purnomo, yang juga merupakan pengurus KSBN (Komite Seni Budaya Nusantara).
Pameran bertema “Kontribusi Seni Fotografi, Lukisan, dan Karya Busana Terhadap Pengembangan Peradaban dan Kesejahteraan Masyarakat” ini menampilkan berbagai karya fotografi, lukisan, patung, dan karya busana dengan latar belakang seni budaya Nusantara – Indonesia.
Dimeriahkan acara fashion show, sarasehan tentang pelestarian, dan demo proses pembuatan tenun. Ada demo fotografi, demo melukis sosok budayawan, demo melukis penari daerah berbusana lengkap sebagai penari, lomba melukis untuk anak-anak, dan acara lainnya.
“Pergelaran Seni Rupa Berbasis Budaya Nusantara” ini melibatkan anggota dan seluruh komponen pengurus di tingkat Dewan Pimpinan Wikayah (DPW) di 18 provinsi.
KSBN (Komite Seni Budaya Nusantara) merupakan perkumpulan yang membentuk, mengkoordinasi, memfasilitasi, serta mengembangkan berbagai asosiasi; komunitas seni budaya di seluruh Nusantara. Merupakan wadah strategis yang menjadi tiang penyangga kehidupan berbangsa dan bernegara dalam lingkup nguri uri (merawat) budaya.
Didirikan Kamis, 2 Februari 2017 dengan Akta Notaris Nomor 09. Disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, 7 Februari 2017, dengan Nomor AHU- 0002117.AH.01.07.Tahun 2017. Lembaga ini selanjutnya dideklarasikan pada tanggal 10 Februari 2017 di Jakarta.
KSBN berfungsi sebagai N.G.O (Non Governmental Organization) yang mendukung Pemerintah untuk melaksanakan dan merumuskan kebijakan dalam membangun masa depan dan peradaban bangsa sesuai UU No. 5 Tahun 2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan.
UU No. 5 Tahun 2017 memiliki fungsi terkait dengan Perlindungan Kebudayaan; Pengembangan Kebudayaan; Pemanfaatan Kebudayaan, serta Pembinaan Kebudayaan. Meliputi 10 Obyek Pemajuan Kebudayaan; Adat istiadat, Bahasa, Manuskrip, Olahraga tradisional, Pengetahuan tradisional, Permainan Rakyat, Ritus, Seni, Teknologi tradisional, Tradisi Lisan.
KSBN memiliki struktur organisasi di tingkat pusat, disebut Dewan Pimpinan Pusat (DPP). KSBN saat ini memiliki kepengurusan; Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) di 18 Provinsi di Indonesia.
KSBN telah melakukan berbagai upaya di bidang kebudayaan, antara lain; melakukan visitasi, sosialisasi dan supervisi berbagai kegiatan berbasis seni budaya di berbagai daerah di Indonesia.
Termasuk melakukan lawatan budaya ke berbagai Negara di berbagai benua, antara lain ke Amerika Serikat, Amerika Latin, Eropa Timur, Eropa Tengah, Eropa Barat, Afrika Utara, Afrika Barat, serta beberapa Negara di Asia./*