Yogyakarta, 14 Agustus 2024, humaniora.id – Dalam suasana yang penuh semangat dan antusiasme, acara bedah buku daring bertajuk “Ayam Jangan Mati di Lumbung Padi” berhasil menarik perhatian ratusan peserta. Karya fenomenal ini ditulis oleh Aha, nama pena dari Agung Hartono, dan menjadi sorotan utama dalam diskusi yang diselenggarakan oleh UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta.
Novy Diana Fauzie, sebagai pemantik diskusi, tidak bisa menyembunyikan kekagumannya terhadap karya Aha.
“Saya sudah baca buku ini, gaya bahasanya mengalir, seperti orang sedang dicritaiin. Bahasanya renyah serasa membaca novel, padahal buku ini tentang biografi tokoh kepustakawanan,” ungkap Novy dengan penuh semangat.
Ia menambahkan bahwa meskipun tema yang diangkat berkaitan dengan dunia perpustakaan, Aha berhasil menyajikannya dengan cara yang menarik dan mudah dipahami oleh pembaca awam sekalipun.
Dalam pandangan Novy, penulis sepertinya ingin menggabungkan elemen biografi dengan motivasi. “Judul-judul yang dicantumkan di daftar isi buku ini juga membuat penasaran pembaca.
Seperti judul ‘Ganti Nama untuk Buang Sial’ dan ‘Tangis Simbok Kala Lasa Tak Kunjung Pulang’, pembaca dibuat penasaran dan ingin tahu lebih lanjut tentang isinya,” jelasnya. Ia juga memberikan catatan positif mengenai aspek fisik buku tersebut; ukuran kertas dan desain covernya terasa enak dipandang.
Namun, ia menyarankan agar edisi revisi mendatang dapat memperbaiki sisi artistik agar lebih menarik lagi.
Dalam sambutannya saat membuka acara tersebut, R.A. Esti Hapsari Saptiasih, Kabiro BAAKPSI ISI Yogyakarta, memberikan apresiasi tinggi terhadap diskusi ini. Ia menekankan pentingnya mengangkat topik kepustakawanan sebagai salah satu cara untuk mendorong literasi masyarakat.
“Perpustakaan adalah lumbung ilmu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan oleh pustakawan untuk menebar karya kepustakawanan,” tegas Esti.
Acara bedah buku ini bukan hanya sekadar diskusi; ia menjadi sebuah perayaan literasi dan pengembangan wawasan bagi masyarakat. Dengan gaya bahasa yang renyah dan narasi yang mengalir bak sebuah novel, “Ayam Jangan Mati di Lumbung Padi” berhasil menciptakan jembatan antara dunia kepustakawanan dan masyarakat luas.
Kami mengundang semua pencinta buku untuk menjelajahi karya luar biasa ini dan merasakan sendiri bagaimana Aha membawa kita ke dalam dunia perpustakaan dengan cara yang tak terduga.