Humaniora.id, Jakarta – Malam yang penuh gemerlap dan kebanggaan bagi dunia perfilman Indonesia berlangsung pada Rabu (20/11) malam di Anugerah Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI) 2024 yang digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Tangerang, Banten. Dalam ajang bergengsi ini, Piala Citra dan penghargaan untuk karya kritik film tahun 2024 diberikan kepada insan-insan perfilman terpilih yang telah berkontribusi luar biasa dalam industri film tanah air.
Film “Jatuh Cinta Seperti di Film-Film” atau lebih dikenal dengan sebutan “JESEDEF” mencuri perhatian dengan meraih total tujuh piala dari sebelas nominasi yang diterimanya. Keberhasilan ini menegaskan posisi “JESEDEF” sebagai salah satu film terpopuler dan terfavorit di tahun ini.
Penyabet piala Pemeran Utama Perempuan Terbaik, Nirina Zubir dalam film “Jatuh Cinta Seperti di Film-Film” atau “JESEDEF” sebelumnya meraih Piala Citra untuk kategori tersebut pada 2006, berkat perannya dalam film “Heart.”
“Jujur kalau ada satu kata menggambarkan hari ini, enggak siap, yang pasti I’m very happy and blessed,” kata Nirina dalam sesi wawancara setelah menerima Piala Citra.
Nirina mengaku tidak mempersiapkan apapun untuk kemenangannya kali ini. Dia juga mengaku tidak berharap bisa menang.
Dia merasa sudah bahagia bisa masuk nominasi penerima penghargaan untuk pemeran utama wanita terbaik dalam FFI 2024.
Sementara itu lawan main Nirina, yang juga meraih Piala Pemeran Utama Pria Terbaik, Ringgo Agus Rahman mengaku sempat bertukar pikiran dengan sutradara film “Jatuh Cinta Seperti Di Film-Film” atau “JESEDEF” Yandy Laurens, seputar kisah percintaannya untuk proses penggarapan film ini.
Kisah percintaan Ringgo sedikit banyak menjadi inspirasi Yandy, untuk penulisan naskah film “JESEDEF”. Ia pun sempat kaget saat melihat naskah film ini untuk pertama kalinya, yang ternyata terinspirasi dari curhatan percintaannya dengan sang mantan.
Ringgo pun berterima kasih pada Yandy, tim produksi, dan jajaran pemain yang terlibat dalam film “JESEDEF”. Berkat film ini, ia kembali menemukan “rasa menyenangkan” dan kecintaannya terhadap dunia perfilman kembali.
“Terima kasih ya melibatkan gua buat semuanya, teman-teman film ini adalah yang paling berharga buat gua,” tutupnya.
Berikut adalah daftar lengkap pemenang FFI 2024:
– Film Cerita Panjang Terbaik: “Jatuh Cinta Seperti di Film-Film” produksi Imajinari dan Cerita Films dengan produser Ernest Prakasa dan Suryana Paramita.
– Sutradara Terbaik: Garin Nugroho – “Samsara”.
– Penulis Skenario Asli Terbaik: Yandy Laurens – “Jatuh Cinta Seperti di Film-Film”.
– Penulis Skenario Adaptasi Terbaik: Jujur Prananto, Mira Lesmana, Riri Riza, dan Virania Munaf – “Petualangan Sherina 2”.
– Pengarah Sinematografi Terbaik: Batara Geompar I.C.S. – “Samsara”.
– Pengarah Artistik Terbaik: Menfo Tantono dan Guntur Mupak – “Kabut Berduri”.
– Penata Efek Visual Terbaik: Lumine Studio – “Kabut Berduri”.
– Penyunting Gambar Terbaik: Wawan I. Wibowo – “Ipar adalah Maut”.
– Penata Suara Terbaik: Mohamad Ikhsan dan Anhar Moha – “Siksa Kubur”.
– Penata Musik Terbaik: Wayan Sudirana dan Kasimyn – “Samsara”.
– Pencipta Lagu Tema Terbaik: Donne Maulana dengan lagu “Bercinta Lewat Kata” untuk film “Jatuh Cinta Seperti di Film-Film”.
– Penata Busana Terbaik: Retno Ratih Damayanti – “Samsara”.
– Penata Rias Terbaik: Cherry Wirawan – “Kabut Berduri”.
– Pemeran Utama Pria Terbaik: Ringgo Agus Rahman – “Jatuh Cinta Seperti di Film-Film”.
– Pemeran Utama Perempuan Terbaik: Nirina Zubir – “Jatuh Cinta Seperti di Film-Film”.
– Pemeran Pendukung Pria Terbaik: Alex Abbad – “Jatuh Cinta Seperti di Film-Film”.
– Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik: Sheila Dara Aisha – “Jatuh Cinta Seperti di Film-Film”.
– Film Cerita Pendek Terbaik: “Suintrah” garapan Sutradara Ayesha Alma Almera dengan produser Sofhy Pratiwi.
– Film Dokumenter Panjang Terbaik: “Under The Moonlight (Nur)” karya Sutradara Tonny Trimarsanto.
– Film Dokumenter Pendek Terbaik: “My Therapist Said, I Am Full of Sadness” karya Sutradara Monica Vanesa Tedja.
– Film Animasi Panjang Terbaik: “Si Juki The Movie: Harta Pulau Monyet” karya Sutradara Faza Meonk dan Daryl Wilson dengan Produser Frederica.
– Film Animasi Pendek Terbaik: “Cangkir Profesor” karya Sutradara Yudhatama dan Produser Yudhatama.
– Karya Kritik Film Terbaik: “Jagat Yang Sempit dan Determinasi Diri dalam Film Yuni (2021)” karya Reza Mardian di akun Tiktok @kelitikfilm.
– Piala Citra Pengabdian Seumur Hidup Untuk Film: Imam Tantowi, Gope T. Samtani.
– Aktor Pilihan Penonton Piala Rachmat Hidayat: Afrian Arisandy – “Siksa Kubur”.
– Aktris Pilihan Penonton Piala Mieke Widjadja: Prilly Latuconsina – “Puspa Indah Taman Hati”.
– Film Penerima Piala Nya’ Abbas Akup: “Siksa Kubur”.
– Film Penerima Piala Antemas: “Agak Laen”.
Keberhasilan luar biasa dari film *JESEDEF* tidak hanya menunjukkan kualitas sinematografi yang tinggi tetapi juga menggambarkan kekuatan cerita yang mampu menyentuh hati penonton. Dengan tujuh piala yang diraihnya, *JESEDEF* telah membuktikan bahwa cinta sejati memang bisa ditemukan dalam setiap bingkai film.