Jumat, Mei 23, 2025, 18:48
  • Advertising
  • Shop
  • Donasi
  • Contact
  • Login
Humaniora.id
Advertisement
  • Halaman Depan
  • Budaya
  • Musik
  • Film
  • Edukasi
  • Gaya Hidup
    • Entertainment
    • Fesyen
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Olahraga
    • Pariwisata
  • Aneka
    • Berita & Peristiwa
      • Ekonomi Bisnis
      • Humaniora
      • Berita Dunia
    • Agenda
      • Daftar Agenda Konser/Perfomance Musik
      • Schedule of “Harmoni Indonesia 2nd IICFI 2023”
      • Undangan Terbuka Lomba Tari Nusantara Kejuaraan Kemendagri di Indonesia International Culture Festival 2023
      • Kejuaraan Pencak Silat Piala Kemendagri: Menggelorakan Seni Tradisi Menuju Harmoni Indonesia IICF 2023
      • Festival Film Pendek 2023 “MODERASI BERAGAMA”
    • Info Loker
No Result
View All Result
Humaniora.id
  • Halaman Depan
  • Budaya
  • Musik
  • Film
  • Edukasi
  • Gaya Hidup
    • Entertainment
    • Fesyen
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Olahraga
    • Pariwisata
  • Aneka
    • Berita & Peristiwa
      • Ekonomi Bisnis
      • Humaniora
      • Berita Dunia
    • Agenda
      • Daftar Agenda Konser/Perfomance Musik
      • Schedule of “Harmoni Indonesia 2nd IICFI 2023”
      • Undangan Terbuka Lomba Tari Nusantara Kejuaraan Kemendagri di Indonesia International Culture Festival 2023
      • Kejuaraan Pencak Silat Piala Kemendagri: Menggelorakan Seni Tradisi Menuju Harmoni Indonesia IICF 2023
      • Festival Film Pendek 2023 “MODERASI BERAGAMA”
    • Info Loker
No Result
View All Result
Humaniora.id
No Result
View All Result
Home Catatan

Catatan Diskusi “Etos Qurban dan Kepemimpinan Nasional”

Oleh, Arif Paramadina

Redaksi by Redaksi
Juni 27, 2023
in Catatan, Humaniora, Islam
1
Etos Qurban dan Kepemimpinan Nasional
12
SHARES
244
VIEWS
Share on FacebookShare on WhatsAppShare on Twitter

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp humaniora.id

+ Gabung
Dengarkan berita ini

humaniora.id – Berqurban adalah ritus tua, setua peradaban manusia. Kita dapat temukan tradisi berqurban di budaya dan agama mulai dari Yunani kuno, bangsa Aztek sampai Islam. Qurban adalah praktik keagamaan, persembahan pada dewa, tuhan. Qurban bukan ritus an sich. Ia adalah simbol. Ia mengandung pesan.

Dalam rangka menggali pesan penting Quran, Paramadina Graduate School of Islamic Studies menyelenggarakan webinar “Etos Qurban dan Kepemimpinan Nasional”, dengan narasumber Dr. Sunaryo (dosen Universitas Paramadina), Arif Zulhilmi (pemikir muda Paramadina), Selasa (27/6).

Sunaryo menyampaikan, pesan agama (Islam) sangat gamblang. “Pendekatan diri kepada Tuhan dilakukan dengan tindakan yang bernilai. Dalam Qurban, nilai yang didorong adalah solidaritas.”

Etos Qurban dan Kepemimpinan
Dr. Sunaryo

Intinya, menurut Sunaryo kaum Muslim tidak boleh meninggalkan tanggung jawab sosial, harus terlibat menanggulangi persoalan sosial. Turut memikul tanggung jawab sosial, saleh individual, saleh sosial.

Dalam paparannya, Sunaryo menyatakan bahwa Qurban adalah peristiwa sepanjang tahun. Ritus penyembelihan hewan Quran hanya pengingat. Lagi-lagi, qurban punya dimensi sosial.

“Yang tak kalah penting, ritus tahunan qurban memiliki potensi besar dalam upaya pemberdayaan kaum yang lemah. Sayangnya, meskipun potensi dan nilai qurban secara ekonomi cukup besar namun tidak dikelola secara baik. Hasilnya, potensi qurban itu lenyap dalam hitungan hari. Hewan qurban disembelih, lalu didistribusikan pada yang kurang mampu. Itu sudah benar. Tetapi, praktek tersebut tidak punya efek emansipasi. Pesan pemberdayaannya tidak bunyi.” Katanya.

Bagi Sunaryo, otokritik ini harus dilontarkan pada pengelolaan potensi pemberdayaan umat. “Potensi pemberdayaan umat yang hanya selesai pada tingkat seremoni ritual. Dalam konteks iammah, kepemimpinan, mengorganisasikan. Harus ada kepemimpinan, organisasi negara itu penting dilakukan bersama-sama, secara kolektif. Untuk satu tujuan tertentu menciptakan masyarakat dan ummat.” Tambah Sunaryo.

Bacajuga:

Mengungkap Emosi dengan Expressive Writing: Terapi Menulis yang Meningkatkan Kesehatan Mental Anda

Krisis Kepemimpinan, Non Wartawan Kembali Nahkodai Dewan Pers

Arif Zulhilmi menyoroti praktek qurban yang masih didominasi kepentingan-kepentingan egoistik, seperti pamer, persaingan gengsi dan sebagainya. “Karena itu, sulit diharapkan ada transformasi sosial dari ibadah qurban dalam skala besar. Penghayatan keragaman yang mengutamakan ritus daripada pesan moral di balik ritus tidak akan mengubah wajah masyarakat.” Paparnya.

Zulhilmi menekankan pula bahwa, qurban itu bukan hanya penyembelihan hewan. “Yang lebih penting adalah menyembelih sifat-sifat hewani. Sifat rakus, misalnya adalah karakter hewani yang harus disembelih, dibuang. Korupsi terjadi karena kerakusan yang masih menguasai diri seseorang. Negeri ini akan mampu mencapai cita-cita kemerdekaannya bila para pemimpinnya sudah menyembelih sifat-sifat hewaninya.” Ujarnya.

Di akhir diskusi, Dr. M. Subhi-Ibrahim, Direktur PGSI menambahkan bahwa, qurban punya pesan sosial yang kuat. Penggantian Nabi Ismail sebagai objek qurban dengan domba memiliki pesan yang sangat penting, yakni pesan kemanusiaan.

Etos Qurban dan Kepemimpinan Nasional
Dr. M. Subhi-Ibrahim

Bagi Subhi-Ibrahim, kemanusiaan tidak berseberangan dengan ketuhanan. “Allah tidak mengorbankan Ismail. Allah tidak menjadikan manusia sebagai sarana penyembahan dan persembahan. Allah tidak mengajarkan bahwa untuk mendekati-Nya dengan mengorbankan manusia dan kemanusiaan. Allah menginginkan manusia menjadi tujuan pada dirinya sendiri.” Paparnya.

ADVERTISEMENT

Agama diturunkan bukan untuk Allah. Ia tidak kekurangan kemahaan-Nya walau tidak satu orang pun yang menyembah-Nya. Allah Maha Segalanya. Agama adalah untuk manusia dan memanusiakan manusia. Jika ada tafsir agama yang memertentangkan Allah dan manusia, maka tafsir tersebut pasti manipulatif.

“Tafsir yang menyembunyikan kepentingan diri, kekuasaan, motif ekonomi dan lain-lain. Tafsir yang wajib ditolak. Alih-alih menghadap-hadapkan Allah VS manusia atau agama VS kemanusiaan, Allah mengajarkan bahwa pendekatan diri kepada-Nya digapai melalui mendekatkan diri kepada manusia yang lemah (dhaif) dan dilemahkan (mustadhafin).” Sambungnya.

Inilah esensi ritus qurban. Pendekatan diri kepada Tuhan mensyaratkan mendekat kepada yang berkekurangan, yang kurang beruntung. Bila ibadah puasa mengajak si kaya merasakan laparnya si miskin, qurban mengajak si miskin merasakan kenyang si kaya. Berqurban berarti mendekatkan diri dengan mengakrabkan diri dengan hamba-hamba-Nya yang lemah, tidak berdaya. (QS. Al-Hajj [22]:28).

“Dalam kepemimpinan, kemanusiaan tidak pernah boleh diabaikan. Pemimpin nasional harus memberi jaminan penghormatan terhadap harkat dan martabat kemanusiaan sekaligus mendoromg solidaritas sosial.” Pungkasnya.

Share5SendTweet3
Redaksi

Redaksi

humaniora.id – Membangun Spirit Inklusif.
Info kerjasama hubungi kami di 0821 3030 2233

Related Posts

Terapi Menulis Meningkatkan Kesehatan
Catatan

Mengungkap Emosi dengan Expressive Writing: Terapi Menulis yang Meningkatkan Kesehatan Mental Anda

by Redaksi
Mei 22, 2025
Krisis Kepemimpinan, Non Wartawan Kembali Nahkodai Dewan Pers
Catatan

Krisis Kepemimpinan, Non Wartawan Kembali Nahkodai Dewan Pers

by Redaksi
Mei 15, 2025
Next Post
Ketua Pergunu DKI Jakarta

Ketua PW Pergunu DKI Jakarta, Gus Lutfi: Bukan Kambing atau Sapi Esensi Berkurban, Tetapi Inilah..

Comments 1

  1. Ping-balik: Strategi Pembangunan Berorientasi Manusia Berbudaya

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Herbal Premium Herbal Premium Herbal Premium

Premium Content

Manfaat Aquamin

Manfaat Aquamin, Mineral Laut Untuk Kesehatan

Februari 3, 2025
Mie Aceh Disini: Rasa Lokal yang Menggugah Selera, Kini Hadir di Kupi Disini Official

Mie Aceh Disini: Rasa Lokal yang Menggugah Selera, Kini Hadir di Kupi Disini Official

Mei 4, 2025
BLACK HABBATUSSAUDA

BLACK HABBATUSSAUDA, Suplemen Yang Kaya Akan Bahan Alami

Maret 11, 2024
Gerai Parfum Premium Bengkulu

“Ce.Le.Ste” Gerai Parfum Premium Hadir di Bengkulu, Disambut Hangat oleh Warga

Juli 28, 2023
Jadi Agen Susu Etawavit

Jadi Agen Susu Etawavit, Raih Peluang Penghasilan.

Februari 13, 2025

Telusuri Berdasarkan Kategori

ikuti kami di google news

Atribut Width dan Height di Tag Marquee Rumah Berita - humaniora.id | Membangun Spirit Inklusif - Terima kasih telah menjadi pembaca setia humaniora.id

Tentang humaniora.id – Redaksi –  Kode Etik – Pedoman Media Ciber – Disclaimer – Pasang Iklan – Daftar Jadi Penulis

Info kerjasama hubungi kami di
0821 3030 2233

Kunjungi Halaman ==> Iklan

Categories

PojokInfo

Tes Psikologi Weton Kaya
Advertorial

Tes Psikologi Weton Kaya: Yuk Kenali Pikiran Bawah Sadar Kamu

by Redaksi
April 7, 2025
0

humaniora.id - Tes Psikologi Weton Kaya: Yuk Kenali Pikiran Bawah...

Load More

KONSER “NDX AKA TOUR MALAYSIA 2025 26 Juli 2025

https://www.youtube.com/watch?v=AYm6qdO6_9s

 

Buruan dapatkan tiketnya di sini

©22 web by igmastudio

No Result
View All Result
  • Halaman Depan
  • Budaya
  • Musik
  • Film
  • Edukasi
  • Gaya Hidup
    • Entertainment
    • Fesyen
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Olahraga
    • Pariwisata
  • Aneka
    • Berita & Peristiwa
      • Ekonomi Bisnis
      • Humaniora
      • Berita Dunia
    • Agenda
      • Daftar Agenda Konser/Perfomance Musik
      • Schedule of “Harmoni Indonesia 2nd IICFI 2023”
      • Undangan Terbuka Lomba Tari Nusantara Kejuaraan Kemendagri di Indonesia International Culture Festival 2023
      • Kejuaraan Pencak Silat Piala Kemendagri: Menggelorakan Seni Tradisi Menuju Harmoni Indonesia IICF 2023
      • Festival Film Pendek 2023 “MODERASI BERAGAMA”
    • Info Loker
  • Login
  • Cart

©22 web by igmastudio

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?