Sukses dan mendapatkan sambutan hangat dan berkesan dari jutaan umat Katolik Indonesia, bahkan umat beragama lainnya di tanah air atas kedatangan Paus Fransiskus ke Jakarta, membuat kesan tersendiri bagi Irwan Hidayat.
Irwan Hidayat yang dikenal sebagai pengusaha dan seorang filantropi ini mengaku kedatangan Paus Fransiskus yang juga sebagai Kepala Negara Vatikan, sungguh membawa pesan mendalam bagi umat katolik. Bahkan lebih luas lagi dirasakan seluruh kalangan lintas umat.
Pesan Papa Franciscus yang bernama lahir sebagai Jorge Mario Bergoglio adalah bagaimana memelihara bumi dan lingkungan, mengasihi orang miskin dan mencintai umat manusia adalah ajaran Yesus Kristus yang harus terus dipelihara, dirawat, dan diwariskan ke anak cucu.
Pemimpin tertinggi gereja Katolik Paus Fransiskus berharap rakyat Indonesia bertumbuh dalam iman, persaudaraan, dan bela rasa.
Harapan ini dituliskannya ketika mengisi buku tamu yang lazim dilakukan oleh pemimpin negara saat kunjungan kenegaraan menemui Presiden Joko Widodo di ruang utama Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu pekan lalu (4/9/2024).
Namun, jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia, pesan Paus berisi mengakui keindahan Indonesia, tempat di mana terjadinya perjumpaan dan dialog antarbudaya dan agama serta lintas keyakinan yang berbeda.
“Tenggelam dalam keindahan negeri ini, tempat perjumpaan dan dialog antara budaya dan agama-agama yang berbeda, saya berharap rakyat Indonesia bertumbuh dalam iman, persaudaraan, dan bela rasa. Tuhan memberkati Indonesia!” tulisnya
Bahkan Paus Gereja Katolik ke 266 yang terpilih pada hari kedua Konklaf Kepausan 2013 ini memuji Bhinneka Tunggal Ika sebagai kekuatan utama bangsa Indonesia bisa bersatu dalam damai dan kasih. Mengutamakan inklusivitas dalam perbedaan dan keberagaman serta perbedaan.
Hal tersebut dirasakan oleh Bos Sido Muncul, perusahaan jamu dan farmasi terbesar dan termodern ini saat melihat Pemimpin Utama Gereja Katolik Dunia ketika mulai menginjakkan kakinya di Bumi Nusantara setelah melalui perjalanan Apostoliknya ke Indonesia dari Vatikan yang sangat jauh, membutuhkan waktu lama, dan melelahkan untuk usia Papa yang telah memasuki 87 tahun ini.
Kepada jurnalis senior suarakarya.id (AG.Sofyan) sulung dari 5 bersaudara generasi kedua Sido Muncul (Irwan Hidayat, Jonatha Sofjan Hidajat, Johan Hidayat, Sandra Hidayat, dan David Hidayat) ini menuturkan kebahagiaannya karena wakil Tuhan itu berkesempatan memberikan berkat kepada rakyat Indonesia dan seluruh tumpah darah negeri dengan beragam suku, agama, keyakinan, warna kulit, latar belakang status dan ekonomi.
“Aku seneng dan bahagia karena Paus Fransiskus ini adalah wakil Tuhan datang memberkati masyarakat Indonesia, terutama umat Katolik. Yang mewakili Tuhan Yesus dan bagi penganut Katolik dipercaya dalam imannya Paus adalah penerus dari Santo Petrus,” ujar Irwan Hidayat ditemani istri tercinta, Sinta Hidayat yang juga penganut Katolik di kediamannya, bilangan Cipete, Jakarta.
Sebagai seorang pengusaha, cucu pertama pendiri Sido Muncul, Nyonya Rahkmat Sulistio ini mengaku selalu mengikuti apa yang diperintahkan Paus ke 266 yang mengimani Tuhan Yesus ini.
Irwan selalu berusaha mengikuti dan menuruti apa yang diperintahkan mantan Uskup Agung Buenos Aires Kardinal Jorge Mario Bergoglio ini dalam ajarannya kepada semua orang maupun makhluk hidup lainnya, seperti satwa, tumbuh-tumbuhan, dan alam.
Termasuk bagaimana Irwan dan 4 saudara kandungnya terus konsisten meneruskan legacy leluhurnya merawat, mengelola, membumikan jamu dan obat herbal dengan brand Sido Muncul dapat menyehatkan masyarakat Indonesia serta kehadirannya bermanfaat untuk kesejahteraan dan kebaikan lingkungan alam.
Pelihara Bumi dan Merawat Ciptaan Tuhan
Paus yang telah ditasbihkan sejak 2013 hingga sekarang ini selalu berpesan dan menganjurkan setiap umat harus memelihara bumi yang juga lingkungannya.
Artinya, bumi ini harus dijaga, dirawat, dicintai sebagaimana mencintai kasih Tuhan Yesus.
Irwan menyebutnya dalam ensilik Paus Fransiscus disebut, “Laudato si”–menginspirasi, Laudato Si’ (Terpujilah), yang diberi judul sedemikian rupa untuk mengingatkan manusia pada Kidung Matahari karya St. Fransiskus dari Assisi (1225 M ), yang menyerukan dengan tegas kepada setiap orang untuk merawat ciptaan yang memungkinkan kehidupan kita
“Perintah Paus Fransiscus saat ini sangat relevan. Dimana bumi ciptaan Tuhan sebagai tempat kehidupan makhluk dan keturunan anak serta cucu harus dipelihara, dirawat, dicintai, dan disayangi seperti Kristus mencintai umatnya,” jelasnya.
Sedangkan anjuran kedua, kata Irwan, mencintai kaum marjinal dengan nembantu masyarakat miskin atau papa.
“Welas asih kepada siapa saja. Seperti orang yang sakit, lapar, tidak bekerja, dan tidak berdaya, lansia, berkebutuhan khusus. Bahkan orang yang belum “merdeka” yang selama ini oleh masyarakat umum dianggap sebagai sampah, yakni kaum LGBT, orang-orang yang trans seksual, juga orang yang berpaham atheis pun, oleh Paus Fransiskus, diperintahkan untuk dikasihi. Diberikan perhatian karena ciptaan Tuhan itu pun berhak untuk dapat kasihnya,” urainya.
“Ya, misalnya seperti untuk orang LGBT dan atheis. Walaupun mereka salah. Hanya Tuhan-lah yang tahu apa yang dilakukannya. Kita kan sebagai manusia tidak tau apa-apa. Hanya Tuhan saja yang mengetahui segala yang dilakukan makhluk ciptaannya ini dan dengan cara apa Tuhan memberikan kasihnya,” ucap ayah dari Maria Hidayat, Mario Hidayat, dan Marco Hidayat ini.
“Yang jelas sebagai pengusaha yang berkeyakinan dan mengimani Katolik sebagai agama saya, akan mengikuti perintah dan ajaran Paus Fransiskus ini dengan sebaik-baiknya,” tutur Irwan yang dikenal sebagai Filantropi Indonesia ini.
Irwan menyebutkan moto yang dipilih oleh Paus Fransiskus juga melambangkan ajaran dasar Santo Fransiskus.
“Miserando atque eligendo adalan bahasa Latin yang berarti, “Karena belas kasih, Dia memanggilnya.” Hal itu mengacu pada sebuah kejadian di Injil dimana Kristus memanggil seorang yang dianggap tidak layak untuk mengikutinya.
Rendah hati dan terpilih atau Tuhan telah berkenan mengasihi aku dan memilih aku. Itu moto hidup Paus Fransiskus yang membuat kami sebagai umat Katolik terus mengikuti pesan dan ajarannya,” beber Irwan.
Paus Fransiskus menggarisbawahi pentingnya saling mengampuni dengan mengatakan orang kerap kali tidak bisa mengampuni satu sama lain saat Tuhan adalah maha pengampun.
Dari pengalaman Irwan Hidayat sebagai seorang pengusaha Katolik, kedatangam Paus Fransiskus saat ini berbeda dari yang sebelumnya yang dirasakannya.
“Namun kali ini datangnya Paus Fransiskus ke Indonesia membawa pesan mendalam dan khidmat juga bagi agama-agama lain yang diterima dengan sangat baik dan harmonis,” tandasnya.
Sociopreneur ini berharap semoga semangat, perintah, dan pesan yang disampaikan Paus Fransiscus kepada bangsa Indonesia ini didengar masyarakat luas. Khususnya bagi umat Katolik.