humaniora.id – Borobudur, Mahakarya Manusia di Tanah Jawa. Lima Destinasi Super Prioritas (5 DSP) | Dari kejauhan, kemegahan terlihat di balik kabut tipis embun yang menyelimuti dataran Magelang di Jawa Tengah. Pecinta parekraf mungkin sudah menduga bahwa kemegahan itu adalah Borobudur.
Candi Budha terbesar di dunia ini tak hanya dikeramatkan bagi pemeluknya, tapi juga menjadi kebanggaan bagi Indonesia. Diselimuti puing-puing vulkanik dan abu selama berabad-abad, candi seluas 350 hektar ini berhasil dipugar dari reruntuhan oleh Hartmann pada tahun 1835. Ia adalah pejabat pemerintah Hindia Belanda yang bertanggung jawab atas penggalian dan pemugaran Borobudur saat itu.
Keajaiban Borobudur bukan hanya dari penemuan bangunan dan luasnya kompleks candi ini. Bangunan Candi Borobudur terdiri dari 2.672 panel relief yang membentang lebih dari 4 kilometer, menjadikannya candi relief terpanjang di dunia. Candi Borobudur memiliki 10 tingkat yang merupakan susunan balok vulkanik yang membentuk 504 arca dan 72 stupa.
Pada tahun 1991, UNESCO menetapkan Candi Borobudur sebagai Situs Warisan Dunia.
Tidak dapat diketahui secara pasti kapan candi Borobudur ini dibangun. Namun para ahli memperkirakan Borobudur dibangun pada abad ke-8 pada masa Dinasti Syailendra di bawah kepemimpinan Raja Samaratungga. Kompleks candi ini konon selesai dibangun setelah 50-70 tahun.
Nah, kembali ke pembahasan 5 Destinasi Super Prioritas (DSP) Sobat Parekraf. Pemerintah Indonesia menetapkan Borobudur sebagai salah satu dari lima DSP melalui Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif.
Menurut keterangan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, pengembangannya akan tetap memperhatikan keutuhan dan kelestarian Candi Borobudur sebagai warisan sejarah bangsa Indonesia.
“Borobudur merupakan salah satu dari lima destinasi wisata prioritas yang ditetapkan pemerintah. Kami berupaya semaksimal mungkin mendukung rencana Borobudur ini untuk menjadikannya sebagai destinasi wisata yang berkualitas dan berkelanjutan,” kata Sandiaga dalam siaran pers yang dirilis, Sabtu 13, 2021. .
Menurut Menparekraf Sandiaga, penambahan Borobudur ke dalam lima DSP juga akan berdampak pada pengembangan belasan desa wisata di sekitar candi. “Kami juga akan memastikan desa wisata di sekitar Borobudur juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Jadi itu misi kita di Kemenparekraf,” kata Sandiaga.
Beberapa Aktivitas Yang Bisa Di Lakukan di Candi Borobudur
Banyak kegiatan yang bisa dilakukan para pecinta wisata saat berkunjung ke Candi Borobudur Mahakarya Manusia. Beberapa di antaranya kami rangkum di bawah ini:Per Mei 2022, harga tiket masuk wisatawan lokal ke Candi Borobudur adalah Rp 50.000 (dewasa) dan Rp 25.000 (anak-anak). Untuk wisatawan mancanegara, harga tiket masuk Rp 350.000 (dewasa) dan Rp 250.000 (anak-anak). Kunjungi https://borobudurpark.com/
Pengalaman Membaca Relief
Mari belajar sejarah dan kebudayaan dengan mencoba pengalaman membaca panel relief yang tergambar di sepanjang dinding candi Borobudur! Tipsnya, mulailah membaca searah jarum jam, yakni dari kiri ke kanan mengitari candi. Jika kesulitan, Sobat Parekraf bisa meminta pemandu wisata untuk membantu memahami cerita dari setiap tingkatan relief.
Abadikan Memori dalam Foto
Borobudur terkenal dengan keindahan alam serta susunan balok-balok dan stupanya. Tentu saja momen ini harus Sobat Parekraf abadikan dalam gambar. Momen paling memukau adalah saat matahari terbit dan terbenam. Jadi, pastikan baterai kamera sobat sudah terisi penuh untuk menjelajah semua sudut Borobudur!
Cenderamata Khas Borobudur
Tentu ini tidak boleh dilewatkan! Sobat Parekraf bisa berburu beragam kerajinan tangan khas Candi Borobudur seperti tas, topi, gantungan kunci, dan lainnya.
Berkeliling Naik Sepeda atau Delman
Keindahan Borobudur yang megah bisa pula Sobat Parekraf nikmati dengan berkeliling kompleks candi menggunakan sepeda atau naik delman. Pengalaman ini akan semakin seru jika sobat lakukan bersama teman atau keluarga
Mengikuti Perayaan Waisak
Selain sebagai destinasi wisata, Sobat Parekraf perlu ingat bahwa Candi Borobudur Mahakarya Manusia masih digunakan sebagai tempat ibadah umat Buddha. Borobudur dijadikan sebagai pusat perayaan Hari Raya Waisak setiap tahunnya. Saat perayaan Waisak, Sobat Parekraf tetap diizinkan masuk lho. Meski tentu saja ada batasan bagi wisatawan agar tak mengganggu ritual ibadah yang dilakukan umat Buddha. Di malam perayaan Waisak, ratusan lampion diterbangkan ke langit sebagai ujud doa-doa yang diharapkan selama satu tahun ke depan.