humaniora.id – Maraknya Bencana Alam di Indonesia, mendorong Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk terus melakukan upaya pencegahan dalam rangka mitigasi resiko, dan senantiasa hadir di masyarakat pada saat terjadi bencana serta berupaya membangun mental pasca terjadinya bencana sehingga tidak menimbulkan dampak samping yang lebih luas bagi masyarakat.
Nadhirah Seha Nur, SP., M.Si selaku Direktur Pengelolaan Logistik dan Peralatan BNPB dalam pembukaan kegiatan Rapid Training Trauma Healing Membangun Mental & Psikis Pasca Bencana yang diselenggarakan oleh BNPB bekerjasama dengan Yayasan Lotus Kita, pada hari Rabu 8 Mei 2024 bertempat di Jakarta.
Menyampaikan perlunya melakukan pendampingan pada masyarakat pasca terjadinya bencana agar tidak terjadi pelarian yang bisa berdampak negatif. “trauma healing perlu dilakukan, jangankan tidak terjadi bencana, menghadapi berbagai masalah kehidupan saja bisa berdampak pada stres terlebih lagi jika terjadi bencana” ujarnya.
Perempuan yang akrab dipanggil Kak Nadhirah ini memiliki rutinitas yang sangat sibuk dalam menyediakan logistik bencana di seluruh wilayah Indonesia, selain itu aktif juga dalam berbagai kegaitan sosial, keagamaan dan kemanusiaan sebagai Ketua Yayasan Lotus Kita.
Emi Rusmiati selaku Pembina Yayasan Lotus Kita memandang perlu adanya pelatihan pendampingan psikologis untuk korban bencana. Karena dampak bencana menimbulkan hal yang traumatis yang bisa mempengaruhi kehidupan jangka panjang seseorang.
“Oleh karena itu, Yayasan Lotus Kita mengharapkan kepada BNPB bisa menyelenggarakan kegiatan Rapid Training tentang Trauma Healing ini kepada masyarakat umum agar semua warga selalu siaga bencana” tuturnya dalam sambutan pembukaan mewakili Yayasan Lotus Kita.
Pada kegiatan Rapid Training ini, Kak Ipulogi & Gatot Kece, hadir sebagai narasumber, memberikan tips khusus dalam melaksanakan healing pasca bencana untuk memulihkan kondisi mental dan psikis agar healing dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan lokal, umur, tema dan metode pemberian healing terutama bagi anak-anak yang terdampak bencana seperti bernyanyi dan berbagai permainan menggunakan media agar dapat maksimal dirasakan oleh masyarakat.
“Salah satu feed back yang paling dirasakan oleh anak-anak ketika healing bisa terlaksana dengan baik, ketika mereka bisa tertawa dan mencurahkan perasaan mereka” imbuhnya.
Kegiatan ini dilaksanakan secara Hybrid, dihadiri oleh BNPB, ketua Dewan Pembina yayasan Lotus Kita Lely Pelitasari, Dewan Pengawas Ilah Kholilah, Sekretaris Yayasan Sri Herlina serta pengurus lainnya.(*)/bnd