humaniora.id – Bengkel Teater mulai dilarang pentas – Iwan Burnani Toni: “Saya ikut Rendra, dari Mastodon… Bag 6
T: Mastodon sebelum dipentaskan ke kalangan umum, katanya pertama kali dibacakan Rendra di lapangan basket ITB?
Ya, Betul. Saaat itu di bacakan Rendra di lapangan basket ITB. Saya saat itu juga ikut ke Bandung (awal Oktober 1973 –red). Saya baru masuk Bengkel, ikut rombongan ke Bandung.
Itu acara untuk memperingati 3 tahun kematian Rene Conrad, mahasiswa ITB Bandung yang di keroyok dan di tembak mati oleh taruna polisi (Kematian Rene Conrad pada 6 Oktober 1970.
Saat itu di gelar pertandingan sepak bola persahabatan antara mahasiswa ITB dan taruna Akademi Kepolisian di kampus ITB. Tim taruna kepolisian kalah 2-0. Rene Conrad yang berambut gondrong dan sama sekali tak terlibat pertandingan, saat itu dengan motor Harley Davidson berpapasan dengan bus para taruna. Terjadi adu mulut. Ia di keroyok dan di tembak. Mayatnya di buang ke atas kendaraan polisi begitu saja, lalu di taruh di gudang.
Menurut sebagian pihak, andaikan Rene segera di bawa ke rumah sakit kemungkinan ia tidak harus mati. -red). Suasananya sangat menegangkan. Sangat ruwet. Intel di mana-mana. Itu pengalaman yang sangat berat bagi saya, apalagi saya baru masuk Bengkel.
Ada suara tembakan kalau tidak salah. Menakutkan. Saya baca puisi juga. Puisiku sangat singkat. Saya hanya mengatakan: Bahwa asap ganja sama dengan asap mesiu.
T: Saat itu menginapnya dimana ?
Di hotel di daerah Setia Budi. Nah, lantai bawah hotel ada tempat disco. Saat itu zaman disco. Saya masih muda saat itu, untuk melepas ketegangan kepengin happy-happy ke bawah. Tapi tidak di perbolehkan Rendra: “Iwan, tidak boleh turun ke bawah, kalau mati tanggung jawab sendiri,”katanya.
Nah sebulan kemudian Mastodon di pentaskan di Yogyakarta, Gedung Merdeka Bandung, dan Istora Senayan Jakarta. Setelah pentas di Istora kemudian ada tawaran main di Surabaya…..
T: Tahun berapa itu?
1974. Di rencanakan Mastodon dan Burung di bawa ke Surabaya tahun 1974. Nah saat latihan untuk persiapan main di Surabaya tiba-tiba Mas Willy bilang ke saya:”Wan, Adi Kurdinya mainnya gak bagus. Kamu ganti peran Adi Kurdi.”
T: Peran Prof Topaz ?
Ya, peran Profesor Topaz. Saya langsung bilang ke Mas Willy:” “Wah..apa aku mampu Mas?” “Coba, Kamu mampu,”kata Rendra. Lalu aku di latih menjadi Prof Topaz.
Jadi di Bengkel Teater seperti itu. Kalau ada yang main tidak bagus di ganti. Sering di adu lebih dulu. Masing-masing bertanding memainkan sebuah peran. Lalu Rendra memilih mana yang paling bagus.
Nah, saat mau pentas di Surabaya itu tapi tiba-tiba meletus Malari. Pentas di Surabaya tidak jadi. Kita di larang pentas.
T: Tahun 1974 jadi Bengkel Teater mulai dilarang pentas ?
Ya. Tahun 1974 Bengkel di larang main di Surabaya. Tetapi kita tetap latihan. Latihan rutin. Nah di Bengkel itu latihan rutin yang membentuk mental kita. Kita berkebun, kita nyangkul.
Memang Bengkel memiliki ladang atau kebun sendiri? Di Ketanggungan kan gak ada ?
Ya. Bengkel Teater memiliki tanah di kawasan Kali Winongo Yogya. Rendra membeli tanah di pinggir kali. Itu tanah Bengkel Teater. Duitnya dari kas Bengkel Teater. Di situ kami berkebun , mencangkul, menanam, meditasi, latihan-latihan, segala macam.
Di situ saya ingat juga ada sebuah kuburan keramat. Katanya kuburan seorang penari keraton. Nah oleh Rendra kita sering di suruh tidur di kuburan itu . Tidur sendiri di kuburan tidak boleh di temani.
T: Anggota Bengkel satu persatu disuruh tidur sendirian di kuburan?
Ya. Nah saya sering di beri tugas ngawasin, bila ada anak teater yang tidur di sana. Saya kerap jahil. Saya bersembunyi, tapi kemudian saya ambil pasir saya siramin ke dia. Ha..ha .. dia pasti takut kan. Saya tetap diam saja, ngumpet.
Jadi latihan itu menurut Rendra adalah latihan merasakan mati. Bagaimana kalau kita dapat peran orang mati. Mati itu menurut Rendra merupakan peran yang sangat susah di mainkan. Kalau sekedar..gleepp akting mati ya gampang.
Tapi seorang aktor harus mampu merasakan pengalaman dan suasana kematian. Ya dengan tidur di kuburan itu. Nah kadang-kadang memang latihan-latihan Mas Willy di luar nalar. Mas Willy suka mengasih latihan yang aneh-aneh gitu loh…
T: Omong-omong setahu Anda ,apakah pelarangan Mastodon dan Burung Kondor saat itu dikait-kaitkan dengan Malari. Mengapa?
Baca Juga : Iwan Burnani Toni: “Saya ikut Rendra, dari Mastodon… Bag 3
Comments 1