JAKARTA, humaniora.id – Istri calon presiden Ganjar Pranowo, yakni Siti Atikoh Supriyanti mendapat kejutan saat bersilaturahmi ke Pondok Pesantren Al Washilah, Jalan Kampung Baru, Kembangan Utara, Jakarta Barat, Jakarta, Sabtu (25/11/2023). Atikoh yang tiba sekitar pukul 09.10 WIB langsung disambut pengasuh Ponpes Al Washilah, Gus Wahab Dasuki dan istrinya, Ning Suaebah Aslamiyah.
Bahkan, para santri dan jamaah majelis taklim Pondok Pesantren Al Washilah juga mendoakan Siti Atikoh yang berulang tahun ke-52 pada hari itu. Kehadiran sosok perempuan yang luar biasa dan berprestasi ini memang sudah ditunggu-tunggu.
“Selamat datang Ning, alhamdulillah sudah sampai di pesantren Al Washilah,” ucap Gus Wahab dan Ning Suaebah menyapa Atikoh.
Atikoh pun menyita perhatian ribuan jama’ah dan santri yang telah memadati kompleks pesantren tertua di Jakarta itu. Atikoh yang mengenakan busana terusan bernuansa hitam dan jilbab merah muda pun tak sungkan membalas setiap sapaan dari jama’ah.
Tak sedikit yang langsung mengabadikan momentum dengan ponselnya, atau bahkan sekadar bersalaman. “Ning Atikoh salam kenal ya ning,” ujar para jama’ah saat berinteraksi dengan Atikoh.
Tampak hadir pula tokoh NU, Kiai Taufik Damas, Ketua Himpunan Pengusaha Nahdhliyin Gus Warid, serta sejumlah pembina majelis lainnya. Di kesempatan yang sama, majelis pimpinan Ning Suaebah itu juga sedang memperingati satu tahun berdirinya kelompok pengajian trrsebut.
Dalam kesempatan itu, dipimpin Ning Suaebah para jama’ah dan santri Al Washilah juga mendoakan Atikoh yang sedang berulang tahun pada hari itu.
“Beliau ini luar biasa cantiknya, multi talentanya, dan luar biasa prestasinya. Kita doakan semoga Ning Atikoh sehat selalu, diluaskan rezekinya, dipanjangkan umurnya,” ujar Ning Suaebah diamini seluruh jama’ah.
Sementara itu, Atikoh menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat dari para santri dan jama’ah Majlis Taklim Al Washilah. Kegiatan seperti ini, menurut Atikoh sangat penting bagi perempuan.
“Dengan kita selalu hadir di majelis taklim banyak ilmu yang kita peroleh. Dari iman, kemasyarakatan, sosial. Majelis taklim diibaraktan keluarga karena bisa saling menginspirasi motivasi baik dari sisi amalan keagamaan, kemasyarakatan maupun lainnya,” ucap Atikoh.
Cucu dari KH Hisyam A Karim, pendiri Pondok Pesantren PP Riyadus Sholikhin Kalijaran, Karanganyar, Purbalingga ini mengatakan, majelis taklim juga penting bagi perempuan dalam perannya sebagai seorang ibu.
“Ibu itu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya, bukan hanya yang dilahirkan dari kandungan saja. Tapi juga di masyarakat. Saya dalam kesempatan ini berterima kasih sekali ke Bu Nyai, Pak Kiai yang selalu beri ilmu, pemahaman dan mengingatkan kita agar menjadi hamba Allah yang bertaqwa,” ujarnya.
Atikoh juga senang lantaran Majelis Taklim Al Washilah aktif membina UMKM. Menurutnya, ini salah satu contoh potensi yang bisa dikembangkan oleh perempuan. Sehingga, di dalam majelis tak hanya ilmu tentang ilmu akhlak, tetapi juga terdapat edukasi terkait ilmu lainnya.
“Majelis taklim itu selain ilmu-ilmu tentang akhlak, tentang akhirat itu juga ada di situ diselingi edukasi masalah keekonomian salah satunya pembinaan UMKM, karena ini menjadi kunci bagi kita bersama untuk pemberdayaan ekonomi dan penanggulangan kemiskinan dan potensi perempuan itu luar biasa sekali,” tandasnya./*