humaniora.id – Tema seksual bermunculan di media social, iklan, TV, video game dan media-media yang banyak hubunganya dengan anak-anak dan sangat mudah untuk di akses. Sehingga banyak anak-anak/remaja ingin mencoba untuk mengetahui dan sekaligus, mengalami aktivitas seksual pada usia yang masih sangat dini.
Ironisnya media-media tersebut di atas lebih banyak mengeksploitasi atau mengekspose kekerasan seksual atau sebagai “objek” seksual. Dengan demikian hal ini bisa menjadi malah banyak menggambarkan segi negative dan kejelekan dari seksualitas itu sendiri.
Salah satunya adalah pornografi baik berupa media visual, tulisan, verbal atau imaginasi. Semua ini dapat menimbulkan dampak negative dalam perkembangan individu selanjutnya.
Dampak negative apa saja? antara lain: ketagihan, berkurangnya kepercayaan diri, merendahkan nilai keintiman, sebagai “objek seksual”, meningkatnya kasus perceraian, meningkatnya kasus perselingkuhan, meningkatnya kegiatan seksual yang tidak dapat diproteksi, meningkatnya kehamilan yang tidak diinginkan.
Menurut Assosiasi Psikologi Amerika bahwa seksualisasi (“pemanfaatan”) dapat terjadi bila:
- Ketika nilai dirinya hanya dinilai dari ketertarikan dan kebiasaan seksualnya,
- Ketika secara fisik merupakan sesuatu yang “seksi”
- Ketika seseorang “digunakan” sebagai objek seksual
- Ketika seksualitas seseorang dianggap tidak pantas atau dipaksa.
Kehidupan dan kebiasaan hidup anak muda merefleksikan tema-tema seksual ke dalam media social, mereka juga merefleksikan secara fisik dan lingkungan social mereka.
Anak muda cenderung meng-”copy paste” atau meniru apa yang mereka lihat, pelajari dan dengar. Mereka masih belum mampu menilai tema-tema seksual yang dapat mempengaruhi mental, emosi dan fisik mereka. Dan juga belum mampu membedakan apa yang boleh atau tidak dalam norma-norma social lingkungan kita.
Akhirnya bahwa pornografi sangat berhubungan dengan masalah gender, kesehatan seksual, “kekuatan mental”, tubuh, kesenangan, persetujuan. Semua hal tersebut adalah yang berkaitan tentang seksualitas dan seks yang dapat mempengaruhi harapan dan kehidupan seksual mereka di kemudian hari.
Selain itu pornografi juga mempengaruhi ekspektasi tentang seks, sehingga dapat menimbulkan ketidak-nyamanan, stress, kecemasan tentang aktivitas sesksual di kemudian hari.
Jadi, memberikan edukasi yang benar tentang seksualitas dan pornografi sangat penting dan perlu dilakukan sejak dini. Jangan sampai anak-anak kita mencari tau lewat gadget mereka atau melalui sumber-sumber yang tidak bertanggungjawab. HATI-HATI!
Baca juga : Bahaya Gangguan Fungsi Seksual Bagi Kesehatan Pria & Wanita
Masalah pornografi juga akan mempengaruhi masalah fungsi seksual masa dewasa. Hal ini akan kami bahas di kesempatan berikutnya.
Surabaya, 14 Februari 2023,
Salam Sehat.
Dr. Yohannes Fong. Sp.And
Comments 1