Garis dan warna adalah refleksi alam raya yang coba di tuangkan dalam gagasan karya seni rupa. sebuah bentuk kecintaan kepada keadaan yang menyeluruh. Karena sejatinya, kehidupan apa adanya itu indah.
Undangan
Mengundang rekan-rekan untuk hadir pada pembukaan pameran lukisan Two Garajas – Putra Gara dan Yaqub Elka Art
Art Exhibition “The Universal Loves”
Pada Sabtu, 25 November 2023, jam 15.30 – di Galeri Darmin Kopi – Duren Tiga Raya, No. 7e – Jakarta Selatan.
Satu kehormatan bila rekan-rekan bisa hadir di acara kami. Salam seni budaya.
Sekilas Profile Two Garajas – Putra Gara dan Yaqub Elka Art
Putra Gara
Pelukis otodidak. awalnya belajar melukis di Gelanggang Remaja Jakarta Selatan (Gerajas). Setelah itu belajar melukis sama pelukis Agus Wakidi. Selain melukis, juga aktif membuat kartus buat koran-koran. Melukis buat Putra Gara adalah istirahat yang menyenangkan setelah lelah berutinitas dari menggeluti seni sastra dan seni peran.
Selain melukis Putra Gara juga di kenal sebagai penulis. Sejak masuk SMP, Gara sudah melakukan hobi menulisnya dan karyanyapun sudah masuk media cetak.
Hingga saat ini cerpennya sudah mencapai ratusan dan buku yang ia tulis mencapai 10 buku lebih. Diantaranya : Pangeran Pasai (Penerbit Hikmah), Kisah Cinta tiga Pria (KumCer : Cipta Media), Takdir bayi-bayi (KumCer: Cipta Media), Cinta di Antara Dua Pria (Penerbit Universal Nikko), Tembang Lara Perangkai Kata ( Cipta Media).
Yaqub Elka
Adalah seniman asal Jakarta. Lahir di Jakarta pada tanggal 28 Januari 1975. Pria lulusan STKIP Kusuma Negara ini memutuskan untuk menjadi seorang seniman lukis atau senirupa. Dia penah menimba Ilmu disebuah sanggar dibilangan Bulungan yaitu sanggar Garajas kelompok transparan pimpinan Rip V. Dinar (pelukis dan penulis senirupa).
Aktivitas yang penah ia jalani yaitu mengajar disekolah IKKT Tunas Muda (2001), pengajar disekolah Santo Antonius (2006), pengajar disekolah Kalam Kudus II (2008), dan pengajar sekolah METODIS (2009).
Seniman yang akrab dipanggil Yaqub ini tergolong pelukis yang tangguh dan bersemangat tinggi. Ia kerap kali menghabiskan waktu malam dengan membuat karya dan beribadah. Pada tahun 2012, ia memutuskan untuk hijrah kesebuah desa di Jawa Bara. Desa Tonjong, Parung, Bogor.
Dengan keinginan dan usaha yang gigih ia berhasil mewujudkan salah satu yang menjadi harapannya. Ia merancang sebuah rumah Joglo dengan berbagai macam keunikan yang berasal dari desa Pati, Jawa Tengah.
Ia penah memenangkan beberpa penghargaan dan banyak melakukan pameran-pameran baik itu tunggal ataupun kelompok.
Beberapa penghargaan yang penah ia raih yaitu pelukis terbaik dari Dinas Kebudayaan DKI (1995 dan 1996), penghargaan karya poster terbaik dalam kaitan peringatan 50 tahun Hak Asasi Manusia (1998), penghargaan dari Presidium mahasiswa Universitas Katolik Atmajaya, Jakarta (1999) dan penghargaan Philip-Morris Art Awards Indonesia group Exhibition (2000).
Saat ini ia masih aktif dalam membuat karya-kaya seni lukis yang unik dan indah.