humaniora.id – Tatan Daniel. Berita ini tahun 2021 namun tetap relevan untuk kita renungkan!
Hujan deras Desember penghujung tahun 2021, semakin membuka mata kita, bahwa alam sudah memberi warning, kita harus berani lantang berbicara bagaimana membenahi Tata Cara dan Tata Kelola Rumah Bolon Simalungun.
Ini bukan soal material, melakukan perbaikan, atau upaya renovasi mendirikan kembali saja, tetapi juga menyangkut reorganisasi u pengelolaan Rumah Bolon Pematang Purba.
Kita harus punya rumusan dan cara baru, tidak bisa lagi ditangani dengan menggunakan metode lama, harus meningkat kepada level yang lebih banyak menggunakan sinergi, kerja sama berbagai pihak, kolaborasi, memakai orang orang yang kompeten di bidang nya.
Kita mengajak semua elemen simalungun untuk membuka komunikasi kembali baik dari pengelola RB , TACB Simalungun, PMS, IKEIS, ICMI, HIMAPSI, KLAN PURBA PAKPAK, Komunitas dan pelaku budaya lainnya , serta nama2 lain yang belum bisa disebutkan, duduk bersama , merumuskan kembali segala hal yang berkaitan.
Mari berpikir positip, bila tidak ada pembaharuan, me “reka” ulang tata kelola, maka hal yang sama bisa terjadi berikutnya.
BPCB Aceh Sumatera Utara telah berkunjung untuk melihat kondisi terakhir, tanpa ada follow up dari masyarakat pendukung budaya lokal simalungun, mereka akan bekerja dengan bertepuk sebelah tangan.
Bila ada pendapat yang salah, mohon maaf, hanya insight menuju hal yang lebih baik.
Salam kebudayaan !!
Horas !
Baja juga : Istana Lima Laras, robohnya istana kami!
Comments 1