humaniora.id – Cinta Bersih. Sudahkah masyarakat kita cinta kebersihan. Atau sebaliknya masyarakat kerap “menyampah.” Sampah, adalah; material sisa yang tidak diinginkan.
Sampah di sekitar! Kenapa kita membiarkannya. Bahkan kita masih belum bisa beranjak dari kebiasaan buruk membuang sampah sembarangan. Kesadaran warga atas kebersihan masih rendah.
Sampah kerap berserakan di mana-mana. Termasuk sebagian dibuang ke kali. Warga dengan mudah membuang sampah sembarangan tanpa merasa bersalah.
Bahkan kita kerap melihat betapa naifnya orang-orang yang mengaku terpelajar dan terhormat, membuang sampah dari dalam mobilnya ke jalan raya.
Atau kita juga sering melihat sejumlah perokok yang dengan mudah membuang puntung rokok sembarangan. Membiarkan abu dan asap rokoknya bertebaran ke mana-mana, tanpa merasa bersalah.
Namun ternyata tidak bagi warga RW 04 Kelurahan Ciracas, Kecamatan Ciracas Kota Jakarta Timur.
Melalui Bank Sampah Maju Sejahtera dan TKM Maju Sejahtera Mandiri mereka mampu mengolah sampah menjadi barang produktif bernilai ekonomis.
“Sampah menjadi sumber rejeki bukan sember masalah,” ujar Penggiat Lingkungan yang juga Ketua RW 04 Kelurahan Ciracas, Supriyadi, SH, kepada wartawan saat hadir di acara “Aksi Bersih Kaliku” di kali Cipinang Ciracas Jakarta Timur, Minggu (13/08/2023).
Antar pengurus RW, RT, kader dan warga di RW 04 Kelurahan Ciracas, lanjut Supriyadi, berkomitmen dalam penanganan sampah.
“Kami ingin menjadikan lingkungan kami lebih bersih, asri dan nyaman. Inilah tekad kami,” tegasnya.
Menurut Arip Wahyudin, selaku Koordinator Pengelola Bank Sampah Maju Sejahtera dan TKM Maju Sejahtera Mandiri, bank sampah yang mereka kelola tadinya hanya berorientasi bagaimana menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.
“Namun Bank Sampah Maju Sejahtera menjadi produktif. Maka produk olahan yang dihasilkan dari sampah ini dipasarkan oleh TKM Maju Sejahtera Mandiri, yang memiliki nilai ekonomis dan memberi kesejahteraan bagi warga,” ujar Arip Wahyudin.
Terkait kegiatan ‘Aksi Bersih Kaliku’ Supriyadi kembali menegaskan, masyarakat memiliki andil besar dalam upaya mewujudkan kali bersih.
Kondisi pencemaran kali yang selama ini terjadi salah satunya disebabkan oleh kegiatan industri. Terutama industri yang memproduksi limbah pabrik dan rumah tangga.
Untuk mewujudkan lingkungan dan kali bersih diperlukan kerjasama dari berbagai elemen masyarakat. Salah satu contoh upaya yang dilakukan adalah melalui program sinergitas antara warga, umara (pejabat Pemerintah) dan ulama.
“Salah satu gerakannya adalah ‘Aksi Bersih Kaliku’ dengan menuangkan Eko-Enzim ke kali dengan harapan dapat mengurangi bau tak sedap dan pekatnya air kali,” ujar Supriyadi.
Cairan Eko-Enzim tersebut, jelas Supriyadi, merupakan cairan serbaguna hasil dari pengolahan sampah rumah tangga yang diproduksi Bank Sampah Maju Sejahtera dan TKM Maju Sejahtera Mandiri RW 04 Ciracas Jakarta Timur.
“Kami secara bersama-sama membuat aksi berupa penanganan kebersihan lingkungan, aliran kali, pengendalian pemanfaatan ruang, limbah industri, pengelolaan sampah, dan lain sebagainya,” tukas Supriyadi.
Kegiatan ‘Aksi Bersih Kaliku’ tersebut digelar dalam rangka mengisi perayaan Hari Kemerdekaan Ke-78 Republik Indonesia.
“Sesuai motto kemerdekaan, teruslah menjadi terdepan untuk Indonesia maju. Kami warga RW 04 Keluarhan Ciracas benar-benar serius menangani limbah dari sampah untuk penyelamatan alam dari polusi udara,” tekad Supriyadi.
Hadir di acara ‘Aksi Bersih Kaliku’ ini antara lain, Ketua Umum Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan Eddie Karsito, Camat Ciracas Yuswil Rasyid, S.Sos. M.Si, Plt. Lurah Ciracas Fera Riana Sari, SIP., unsur pimpinan Muspika, ustadz milenial AryZola (UAZ), dan masyarakat para penggiat lingkungan di Jakarta Timur./*