humaniora.id – Siapa sosok Ade Armando yang selalu membuat heboh dunia maya. Dulu viral 11 April 2022 ketika wajah Ade Armando terlihat babak belur dan bercucuran darah. Dia dibopong oleh aparat yang mengenakan baju polisi. Dia jadi korban kerusuhan unjuk rasa di depan Gedung DPR. Dia hampir saja ditelanjangi oleh massa yang mengeroyoknya.
Senin, 4 Desember 2023 pagi dini hari sekitar jam 00.30 WIB penulis dapat kiriman video dari temen nasionalis dengan narasi “Tangkap Segera Ade Armando.”
Ada apa dengan Ade Armando, penulis penasaran dengan video tersebut. Sempat penulis putar sebentar, waduh Ade Armando bisa ditelanjangi rakyat Yogyakarta karena telah mengkritik ‘Politik Dinasti ‘ di Jogja. Efek dari video tersebut rakyat Jogja marah. Sri Sultan pun berucap “Dianggap begitu ubah dulu UUD 1945.”
Kemarahan yang ditujukan ke Ade Armando cepat bergulir. Penulis yang mengikuti group WhatsApp banyak members group yang menghujatnya.
“Tangkap segera Ade Armando,” kata Wijo.
“Cah goblok tidak tahu sejarah bahwa Jogja ada sebelum NKRI berdiri,” kata Ragil dan komentar lain yang bernada sama bahwa Ade Armando tidak faham tentang sejarah kerajaan Jogja yang bergabung ke Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kita semua tahu Dr. Ade Armando, M.Sc adalah seorang dosen, pegiat media sosial sering tampil di video-video yang tayang di channel YouTube miliknya.
Selain itu dia juga seorang politikus dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dan akademikus. Ia mengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.
Yang menjadi pertanyaan, apakah seorang Ade Armando seorang dosen basicnya ilmu sosial tidak faham dengan sejarah kerajaan Jogja.
Di dalam videonya Ade Armando berkata, “BEM ini harus tahu dong, kalau mau melawan dinasti ya politik dinasti yang sesungguhnya ada di wilayah Jogjakarta, Gubernurnya tidak dipilih melalui pemilu, Gubernurnya adalah Sultan Hamengku Buwono ke X yang menjadi Gubernur karena garis keturunan, ini ditetapkan melalui UU keistimewaan Jogjakarta yang dilahirkan 2012 dan salah satu anggota DPR yang berperan besar lahirnya UU itu adalah wakil ketua yang bekerja di DPR yang bernama Ganjar Pranowo.”
Hallo Bang Ade, apakah sudah bosan belajar sejarah kerajaan Jogja kok beraninya mengkritik politik dinasti. Orang awam yang tidak mengenal bangku kuliah saja tahu.
Kalau bicaranya Ade Armando dibiarkan, akan jadi apa nanti mahasiswa yang diajar oleh dosen satu ini. Tiba-tiba Ade Armando kok linglung gitu.
Coba buka lagi sejarah berdirinya Kerajaan Jogja dan kemudian daerah tersebut ditetapkan sebagai daerah istimewa.
Yuk kita belajar sejarah lagi biar tidak ngawur dan cenderung ‘bodoh’ di mata masyarakat.
Keistimewaan Daerah Jogjakarta diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu pasal 5 ayat (1), pasal 18, pasal 18A, pasal 18B dan pasal 20.
Kalau Ade Armando mengkritik politik dinasti di Jogja berarti ubah dulu UUD 1945. Kemudian keistimewaan DIY juga dipertegas dengan adanya UU RI nomor 13 tahun 2012. Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintah daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan Undang-undang.
Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman yang telah mempunyai wilayah, pemerintahan, dan penduduk sebelum lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 berperan memberikan sumbangsih yang besar dalam mempertahankan, mengisi, dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
DIY adalah gabungan dua kerajaan yaitu kesultanan Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman, melalui amanat 5 September 1945, keduanya mendeklarasikan untuk bergabung dengan NKRI.
DIY adalah warisan budaya bangsa yang berlangsung secara turun temurun dan dipimpin oleh Kanjeng Sultan Hamengku Buwono. Dari ketentuan UU Keistimewaan Jogjakarta maka DIY dipimpin oleh Sultan bukan Gubernur dan wakilnya dijabat oleh Adipati. Hal ini tertuang dalam dekrit kerajaan Sabdatama pada tahun 2012.
Dari video yang diunggah Ade Armando di YouTube dan beredar luas di group WhatsApp menimbulkan kemarahan masyarakat Jogja. Massa yang tergabung dalam Paguyuban Masyarakat Ngayogyakarta untuk Kesinambungan Keistimewaan (Paman Usman) menggelar aksi di depan kantor Dewan Pimpinan Wilayah Partai Solidaritas Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (4/12/2024).
Atas kejadian ini Ade Armando meminta maaf kepada masyarakat Yogyakarta. Karena video yang terakhir beredar telah menimbulkan ketersinggungan dan kegaduhan terutama di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Saran dari penulis untuk Ade Armando, jangan bosan untuk terus belajar, terutama belajar sejarah kerajaan Jogja. Kata-katanya di video itu melukai Kanjeng Sultan Hamengku Buwono X dan tentunya masyarakat Yogyakarta. Kata maaf saja belum bisa menghapus kegelisahan rakyat Jogja. Bisa saja dilanjut ke jalur hukum, biar tidak asal mengkritik dan menyebarkan hoak tentang politik dinasti di Jogjakarta.