humaniora.id – Acara peringatan Hari Wayang Nasional (HWN) Ke-V & Living Intangible Cultural Heritage Forum For Wayang Puppet Theater in Indonesia (Living ICH Forum) Ke-III resmi dibuka, Selasa malam (7/11/2023), di Gedung Pewayangan Kautaman Jakarta Timur.
Giat budaya ini mendapat sambutan para pejabat dan politisi melalui daring antara lain, Ketua MPR-RI Dr. H. Bambang Soesatyo, S.E., S.H., M.B.A., politisi H. Dede Yusuf Macan Effendi, dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A..
Sambutan tertulis juga disamaikan Panglima TNI Laksamana TNI H. Yudo Margono, S.E., M.M., C.S.F.A. yang diwakili oleh Inspektur Jenderal TNI, Letnan Jenderal TNI (Mar) Suhartono, M.Tr.
“Kegiatan HWN dan Living ICH Forum diharapkan dapat memantapkan, mengembangkan dan meningkatkan peran kontribusi konstruktif SENAWANGI dan segenap komunitas wayang Indonesia sebagai driving force. Diharapkan juga tercapainya tujuan kita untuk menjadikan Indonesia sebagai Rumah Wayang Dunia,” ujar Ketua Umum SENAWANGI (Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia), Marsekal Madya TNI (Purn) FH. Bambang Sulistyo, S.Sos.
Acara dihadiri sejumlah tamu undangan, para seniman, budayawan, penggiat wayang, tokoh masyarakat, pejabat, birokrat, wakil rakyat, dan masyarakat.
Hadir juga keterwakilan pengurus dari berbagai organisasi pewayangan Indonesia, antara lain;; PEPADI (Persatuan Pedalangan Indonesia), APA (ASEAN Puppetry Association) Indonesia, UNIMA (Union Internationale de la Marionnette) Indonesia, dan PEWANGI (Persatuan Wayang Orang Indonesia), dan komunitas pewayangan lainnya.
Walau acara baru resmi dibuka malam harinya, namun kegiatan acara HWN Ke-V & Living ICH Forum Ke-III yang diselenggarakan oleh SENAWANGI (Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia) ini sudah digelar sejak pagi.
Kegiatan antara lain diawali dengan acara talkshow dengan tema “Esensi Mahakarya Warisan Lisan dan Tak Benda Kemanusiaan dari Wayang Indonesia.” Menampilkan dua narasumber, Dr. Restu Gunawan, M.Hum, dan Prof. Dr. Peter B. R. Carey.Talkshow dipandu oleh M. Kabul Budiono.
Diikuti para seniman, budayawan, pemerhati seni wayang, pelajar dan mahasiswa, diantaranya mahasiswa dari Universitas Trisakti dan Universitas Indonesia Jakarta.
Selain talkshow acara HWN Ke-V & Living ICH Forum Ke-III juga diisi dengan acara bazar dan pameran karya lukis Wayang. Dimeriah dengan kegiatan Lomba Lukis Wayang, Workshop Puppet Paper Craf, yang diikuti para pelajar SMP dan SMU dari Jabodetabek.
Sebuah acara seminar internasional juga mewarnai kegiatan HWN Ke-V & Living ICH Forum Ke-III ini. Acara bertema: “Budaya Bhinneka Tunggal Ika Indonesia dalam Konteks Kemanusiaan” (The Indonesian Culture of Unity in Diversity in the Context of Humanity) ini diselenggarakan sore hari.
Menampilkan narasumber Dr. Junus Satrio Atmadja (Arkeolog) : Eksplorasi Wayang sebagai Warisan Budaya Tak Benda Kemanusiaan dalam Persfektif Arkeologi (Exploration of Wayang as Intangible Cultural Heritage of Humanity in a archeological Perspective).
Elisabeth D. Inandiak (Sastrawati) – Perancis : Mengeksplorasi Budaya Wayang Indonesia sebagai Jembatan Memanusiakan Manusia dalam konteks Serat Centini sebagai Studi Kasus
Prof. Paul Edwin Wieringa (Pakar Filologi Indonesia) : Mengeksplorasi Wayang Indonesia dalam Budaya Asia Tenggara sebagai Bangunan Jembatan Kemanusiaan (Exploring the Indonesian Wayang Puppet Theater in the South-East Asia’s Culture as Bridge Building of Humanity).
Prof. Dr. Gunawan Sumodiningrat, M.Ec (Guru Besar Ekonomi UGM) : Mengeksplorasi Wayang Indonesia sebagai Kekuatan Budaya, dari Perspektif Ekonomi, untuk Menjembatani Upaya bagi Tercapainya Tujuan Memanusiakan Manusia (Exploring the Indonesian Wayang Puppet Theater, as a Cultural Power, to Bridging the Achievement of Humanizing Human being Goal).
HWN Ke-V & Living ICH Forum Ke-III ini Tahun 2023 berlangsung selama tiga hari; Selasa s/d Kamis, 7 – 9 November 2023.
Kegiatan dibagi dalam tiga komponen, yaitu; diskusi, atraksi dan ekskursi. Melibatkan peserta dari manca Negara baik secara daring maupun luring. Seminar dan diskusi juga diikuti oleh civitas akademika, dan sejumlah perguruan tinggi se-Jabodetabek./***