humaniora.id – Jati Diri atau Self-Strength adalah konsep yang mengacu pada pemahaman dan kekuatan internal seseorang dalam mengenali, mengembangkan, dan mempertahankan identitas serta nilai-nilai pribadi.
Ini berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk mengetahui siapa dirinya, apa yang ia yakini, serta bagaimana ia menghadapi tantangan hidup dengan keyakinan dan integritas.
Jati diri bukan hanya tentang memahami kekuatan yang dimiliki, tetapi juga menerima kelemahan dan bekerja untuk meningkatkannya.
Jati diri mencakup berbagai elemen yang membantu seseorang untuk menjadi lebih kuat secara mental dan emosional, seperti kepercayaan diri, harga diri, ketegasan, dan kemampuan untuk menjaga prinsip dalam berbagai situasi.
Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang masing-masing pilar tersebut:
1. Self Reliance (Percaya Diri)
Self-reliance adalah kemampuan untuk mengandalkan diri sendiri, tanpa bergantung pada orang lain untuk pembuktian atau pengakuan.
Seseorang yang memiliki self-reliance:
- Tidak membutuhkan pengakuan dari orang lain untuk merasa yakin dan percaya diri.
- Tidak mencari-cari kesalahan orang lain sebagai pembenaran untuk diri sendiri.
- Setia pada kebenaran, tidak tergoda untuk berpura-pura atau mengorbankan integritas demi keuntungan sesaat.
- Menjaga kejujuran dan integritas, tidak kompromi dengan prinsip-prinsip yang benar meskipun situasi sulit.
2. Self Respect (Menghargai Diri)
Self-respect berarti menghargai diri sendiri, tahu akan nilai dan harga diri.
Seseorang yang memiliki self-respect:
- Tidak merendahkan orang lain untuk meninggikan diri sendiri. Ini mencerminkan keyakinan bahwa merendahkan orang lain justru akan merendahkan dirinya sendiri.
- Menghargai diri sendiri sehingga bisa menghargai orang lain. Jika seseorang tidak menghargai dirinya, dia akan kesulitan untuk memberi penghargaan pada orang lain.
- Menghindari kata-kata dan tindakan buruk, menjaga sikap agar selalu terjaga dengan baik, baik dalam perkataan maupun perbuatan.
3. Self Confidence (Keyakinan Diri)
Self-confidence adalah keyakinan dalam kemampuan diri untuk menghadapi tantangan dan memperbaiki diri.
Orang yang memiliki self-confidence:
- Tetap menjalankan program atau rencana meskipun hasilnya belum sempurna atau memuaskan.
- Terus berjuang dan berusaha untuk memperbaiki diri meskipun banyak hal yang perlu diperbaiki.
- Tidak membiarkan pertanyaan-pertanyaan keraguan (seperti “Apakah aku bisa?” atau “Bagaimana nanti?”) melemahkan keyakinannya.
- Yakin bahwa perubahan adalah sesuatu yang pasti, dan berfokus pada proses pembelajaran dan perbaikan terus-menerus.
4. Self Reservation (Menjaga Diri)
Self-reservation adalah kemampuan untuk menjaga diri dalam hal waktu, energi, dan sumber daya mental agar tetap fokus dan produktif.
Orang yang memiliki self-reservation:
- Tidak menyia-nyiakan waktu, tenaga, dan pikiran pada hal-hal yang tidak produktif.
- Terus berakselerasi untuk meningkatkan kemampuan diri, baik melalui latihan, pembelajaran, atau pengalaman.
- Belajar pengetahuan bisnis atau keterampilan baru dari berbagai sumber yang tersedia, dengan tujuan memperkaya diri dan meningkatkan daya saing.
- Selalu mengasah keterampilan (seperti “mengasah gergaji”) dan berinovasi agar tidak terjebak dalam rutinitas yang stagnan.
5. Self Assertion (Menegaskan Diri)
Self-assertion adalah kemampuan untuk menyatakan diri secara jelas dan tegas, baik dalam hal tujuan, impian, maupun keinginan.
Orang yang memiliki self-assertion:
- Terus menguatkan tujuannya, tanpa teralihkan oleh hambatan atau keraguan.
- Secara terbuka membicarakan impian dan goal mereka, serta berusaha mencapainya tanpa ragu.
- Mengutamakan hal-hal yang penting dan genting, tidak terjebak pada hal-hal yang tidak membawa dampak signifikan terhadap tujuan.
- Memimpin diri sendiri dan tim menuju pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, dengan komitmen yang kuat dan aksi yang konsisten.
***
Sopian Risviana, MSI Academy