JAKARTA, humaniora.id – Tim Peduli Lingkungan Semesta berikan Sosialisasi akan kepedulian terhadap lingkungan dan berikan manfaat bagi masyarakat dengan cara mengambil limbah minyak jelantah (minyak bekas pakai).
Dengan membentuk Tim Peduli Lingkungan dengan tagline “Kalau bukan kita siapa lagi I Love Bekasi”
Ketua RW 12 Rawa Semut, Bekasi Timur, Luki mengatakan sangat mengapresiasi kegiatan dan program yang dilakukan Tim Peduli Lingkungan Semesta karena jelas manfaatnya untuk masyarakat. Tak hanya itu semua komponen warga mendapatkan manfaatnya.
“Ini sangat bagus sekali, dan tentunya nanti bentuknya seperti apa akan disosialisasikan oleh para ketua – ketua RT kepada warganya. Nah di RW 12 ada 4 RT dan mudah – mudahan dapat berjalan dengan lancar,” kata Ketua RW 12 Rawa Semut, Luki (10/02).
Ketua Tim Peduli Lingkungan Semesta, Heru Aceel menjelaskan bahwa program yang dilakukan adalah hal sederhana dan bukan hal yang baru tapi hadirnya Tim Peduli lingkungan Semesta untuk membantu program pemerintah yang sudah ada menjadi lebih efektif dan tepat sasaran.
“Tapi kami bergerak independen. Bekerjasama dengan Hanafi Corporation yang sangat peduli dengan lingkungan. Kami membagi program ini menjadi tiga tahapan diantaranya, pertama mengambil minyak jelantah, kedua mengambil sampah Organik dan Non Organik dan ketiga mengelola limbah – limbah tersebut menjadi nilai ekonomis,” terangnya Heru Aceel.
“Minyak jelantah termasuk dalam limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang dihasilkan rumah tangga. Kami akan membeli minyak jelantah sehingga menghentikan pembuangan pada kali, got maupun tanah sehingga dapat mengurangi pencemaran pada lingkungan dan dapat memberikan nilai ekonomis,” jelasnya.
Kegiatan ini juga lanjutnya, menjadi sebuah kepedulian bersama terhadap lingkungan dan tentunya masyarakat akan mendapatkan manfaatnya.
“Nah untuk perliter kami akan mengapresiasi dengan memberikan manfaat sebesar 5000. Pembagiannya adalah RW 500 rupiah, RT 1.200 rupiah dan Staf yang menjemput minyak jelantah kewarga 300 rupiah perliter dan warga 3000 rupiah perliter. Program ini sudah berjalan di Karawang, Bekasi dan selanjutnya di Jakarta, Tangerang dan Bogor,” ungkapnya./*